|

Eva, Wanita Asia Penakluk Virus Global

JogjaNews - Tak banyak wanita yang berhasil menguasai dunia dengan berkarier di industri teknologi, terlebih untuk urusan tangkal menangkal virus dan hacker. Namun Eva Chen berhasil membuktikan anggapan itu tak sepenuhnya benar.

Jika melihat sosok wanita ini di jalan saat di Pasadena, Amerika Serikat, maupun di Tokyo, Jepang, mungkin tak banyak orang menyangka bahwa Eva, panggilan akrabnya, adalah satu dari dua puluh orang kaya yang memiliki pengaruh besar versi majalah Forbes.

Eva yang selalu riang adalah President & CEO sekaligus Co-Founder Trend Micro, perusahaan keamanan jaringan yang sedang meroket belakangan ini sejak menggeluti solusi keamanan virtualisasi server dan cloud computing.

Seperti apa sosok Eva dalam kesehariannya? Simak wawancaranya saat ditemui detikINET di Tokyo, Jepang, 27-28 Juli 2011.

detikINET: Halo Eva, Anda terlihat menakjubkan hari ini.

Eva: Terima kasih. Saya senang media dari Indonesia mau datang menghadiri acara kami di Tokyo. Senang bisa mengenal Anda.

detikINET: Eva, bisa kamu ceritakan bagaimana kamu akhirnya bisa membawa Trend Micro hingga sesukses ini. Seperti kita ketahui, market share Trend Micro di Amerika berhasil naik 12% dari 2% sejak Anda kendalikan.

Eva: Kuncinya adalah inovasi. Jika kami terus bertahan dengan cara tradisional, tentu kami tak akan bisa seperti ini. Di saat perusahaan sekuriti lain belum berpikir tentang cloud computing, kami sudah memulainya di sana. Itu yang membuat kami tumbuh besar. Kami pionir.

detikINET: Sangat jarang kita temui wanita mau berkarier di bidang teknologi, khususnya di bidang keamanan jaringan komputer. Apa yang membuat kamu berani terjun ke bidang ini?

Eva: Mulanya, saya bekerja sebagai product researcher di Acer. Kemudian saat saya mengobrol dengan saudara perempuan saya, Jenny, dan suaminya Steve Chang yang "gila" itu, tercetuslah untuk memulai sesuatu. Kami ingin punya perusahaan sendiri, dan kami ingin menentukan nasib kami sendiri.

Project awal yang kami lakukan adalah membantu Chang membuat software China untuk perusahaan China. Kami membuatnya dengan dongle (semacam flash disk USB) yang diproteksi sehingga tidak bisa disalin, copy protection.

Kemudian, perusahaan yang menggunakan produk kami komplain. Katanya program kami malah merusak program-program yang ada di komputer mereka. Setelah kami teliti, ternyata itu bukan karena program kami. Tapi dari dari program jahat, C-brain, itu virus pertama yang kami temui dan menjadi cikal bakal Trend Micro.

:::::
Meskipun ikut mendirikan Trend Micro sejak 1988, namun Eva baru menjadi CEO sejak 2003, menggantikan ayahnya yang wafat saat itu. Steve Chang, sang ipar, menantang Eva untuk membuktikan diri menjadi CEO sekaligus menghilangkan ketakutan Eva akan ambruknya perusahaan sejak ayahnya wafat.

Kekhawatiran Eva terbukti salah. Sejak ditanganinya, laba Trend Micro justru tumbuh pesat. Dengan segala inovasinya di bidang keamanan jaringan server virtualisasi dan cloud computing, Trend Micro justru melesat menjadi perusahaan keamanan yang disegani dengan laba tahunan US$ 1 miliar.
:::::

Menggeluti bidang keamanan mulai dari mencari penangkal virus, melawan hacker, dan menjalani bisnis secara global, pernahkah kamu merasa bosan?

Eva: Tidak. Tidak pernah sedikit pun. Justru saya merasa tertantang setiap harinya. Kami selalu menemukan hal-hal baru, dan ini terus membuat saya bergairah. Tak pernah terpikir sedikit pun untuk berhenti.

Eva: (tertawa lepas). Tentu saya tak akan membocorkan yang satu itu. Saya selalu mengikuti prinsip perusahaan yang sehat. Antara karyawan yang paling rendah jabatannya dengan yang paling tinggi, gap-nya tak boleh terlalu jauh. Jaraknya cuma 30 kali saja. Anda bisa kira-kira sendiri.

Posted by News Online on 19.23. Filed under , .

0 comments for "Eva, Wanita Asia Penakluk Virus Global"

Leave a reply

Sponsor

Entri Populer